sepinya malam ini, seperti sepinya hatiku. dingin malam ini tak mampu mengantarku memejamkan mata tuk istirahat sejenak. hanya HP Nokia 1100 ini yang bisa menghiburku.
“Askum. Asmadi aku ada di rumah sekarang besok aku pulang ke Pontianak lagi. terimakasih atas persahabatan kamu selama ini, maaf aku ndak bisa berkunjung ketempat mu.”
Ku kirim sms dengan harapan aswin juga tau bahwa aku ada dirumah. Asmadi adalah teman dekat Aswin.
Aku pulang untuk mengambil data penelitian skripsiku.
“Kok baru bilang, mau aku bilag pada aswin ndak?”
“Ngak usah aja, win sibuk, aku ndak mau ganggu dia”
“Benar ni, kamu ndak nyesalkah” balas Asmadi dengan guraunya.
“Endak, buat apa nyesal, aku ndak suka cowok rewel kayak dia, emang dia siapa?”
Aswin dan Asmadi adalah sahabatku saat SMP dulu, saat itu aku memang suka sama Aswin, tapi sekarang aku sudah pake jilbab,aku sudah dibilang teman-teman sebagai akhwat. aku sudah kuliah. menyukainya hanya kenangan masa jahiliahku. sekarang aku hanya mengenal pacaran setelah menikah. dulu aku memang suka kenalan dengan cowok-cowok dan mengkoleksi pacar. sekarang ndak lagi.
Baru-baru ini Aswin dan Asmadi muncul lagi saat aku hampir selesai kuliah. saat aku ingin berubah sedikit-demi sedikit menjalankan syariat Islam.
15 menit setelah sms ku yang terakhir tiba-tiba ada suara motor berhenti di depan rumah, dan langsung menuju rumahku, ndaktau siapa?
“Assalamualaikum”
“Waalaikum salam”
“Bapakku keluar, pak ada Dedek?”tanya Aswin
“Eh Aswin, masuklah. Dedek ada didapur lagi masak”
Ayah ku memang sudah mengenal aswin sejak aku belum kuliah ketika itu.
Ya Allah ada aswin, mau ngapa dia kesini.siapa yang ngasi tau aku ada di rumah. gumamku dalam hati
sengaja aku ndak keluar menghampirinya karna aku lagi marah dengan smsnya sebulan yang lalu. siapa yang ndak marah dan kesal dengan sms orang yang menyamar sebagai sahabat kuliahku. padahal aku tak mengenal nama yang dipalsukannya. Apalagi saat dia bilang aku wanita murahan. wanita mana yang nggak marah. emang sih aku yang mulakan karna memang aku sangat jengkel dengan orang yang sms bertele-tele tampa status akhirnya aku bilang manusia bertopeng.
ayahku memanggil aku ke dapur dan menghampiriku.
“Dek tamu tang dak dikeluarin?
“Malas aku mau jumpa, bilang aja aku ndak mau ketemu!!!
“Orang udah datang jauh-jauh, masak ndak mau ditemui”
Aku langsung menggunakan jilbab dan mendatanginya sambil membawa air teh dan kue.
aku senyum dan mempersilakan ia minum.
Hatiku berdebar, apa gerangan yang akan terjadi. dengan wajah masam dia di depanku.
Suasana hening, ia memandangku dengan pandangan marah, aku hanya diam.
5 menit kami saling diam.
tit-tit-tit-tit HP ku berbunyi diatas meja tamu, dan langsung kubaca smsnya
“Maaf dek Aswin tadi ada di rumahku saat kamu sms dan dia menanyakan siapa yang sms. masa aku mau bohong, dan akhirnya ia membuka sms mu. Maaf aku ndak sengaja”
Langsung ia mengambil hp ku dan membaca smsnya.
dan
“Brokk”… suara HP dilempar.
Ia lemparkan disampingku dan mengenai tanganku
Aku hanya diam…….
“Puas kamu” kata Aswin dengan mukanya yang merah, suaranya yang kasar
“Apa ya yang puas” kataku santai
Puas dengan permainanmu, puas telah membuat aku jengkel, bangga karna bisa membuat hatiku sakit, kamu pulang ndak beri kabar kepadaku, hanya ke asmadi, puas dah punya banyak cowok di kampus. sejak kapan kalian jadian.
Ya allah, orang ni ternyata masih perhatian padaku. Dari mana ia mengetahui tentangku, padahal aku sms dia biasa-biasa saja. aku menganggap dia hanya sebagai kawan dan tak lebih dari itu. apa yang salah terhadap smsku sehingga marah seperti ini. apakah ia ambil hati terhadap sms gurauku. kok bisa berkesimpulan seperti itu sih dia.
Emang sih dulu aku suka dia tapi kan sekarang udah berubah aku suka dia hanya sebatas teman. Teman lama yang kini bertemu kembali. Aku tak pernah beniat akan meluluhkan hatinya, apalagi menyakitinya. Astagfirullah. apakah aku kini juga telah jatuh cinta. Seminngu ini memang selalu teringat dia. aku merasa rindu kalo dia lama tidak SMS pada ku. Setiap hari kami selalu sms-an. hatiku senang bercampur takut. Inikah yang dikatakan dengan jatuh cinta.
Aku berdiri dan menghampiri pintu.
“sebaiknya kamu pulang, aku tak mau bertemu denganmu hanya untuk bertengkar. Aku pulang bukan untuk kamu”. aku marah dengannya karna sikapnya yang tidak sopan kepadaku. aku tau kalo dilanjutkan akan terjadi pertengkaran antara kami.
Sebelumnya kami memang sering sms-an, dan ia suka marah-marah dan merajok denganku, cemburu dengan teman-temanku. aku sebenarnya juga ndak suka dengan sikap dia yang berlebihan perhatiannya.
Ia berdiri menghampiriku dan langsung keluar dari pintu. sebelum memutuskan pulang ia memanggilku.
“ Dek sini sebentar ada yang ingin aku sampaikan!
Aku mendekat sedikit dengan ragu-ragu dan iapun mendekat juga dengan aku.
“Plak”, mukaku ditampar
“ Kamu cewek murahan. ku kira kamu beda ternyata sama saja dengan cewek-cewek yang lain”.
air mataku jatuh tak tertahan, berat rasanya aku harus membiarkan luapan perasaanku, sakit di wajjahku tidak seberapa tapi sakit dihatiku luar biasa. Aku memang tidak bisa membalas tamparannya, karna ku tau hal tersebut hanya akan memperpanas suasana dan kutau haram hukumnya menyentuh orang yang lawan jenis dan bukan muhrim.
Ia melihatku dengan tatapan tajam dan memperhatikan responku. mungkin dia mengira aku akan membalasnya.
“Cukup ini saja yang ingin kamu sampaikan. kalo sudah selesai pulang aja. aku muak liat kamu. sekarang kamu puas bukan?”
Aku tidak berfikir untuk melakukan apa-apa, sebisanya aku mengendalikan hatiku, aku sangat merasa berdosa karena hal ini sepantasnya tidak layak terjadi pada seorang akhwat. aku malu, malu pada diriku dan malu pada Tuhanku.
“Ya aku puas tapi sebelum aku pulang, kamu jawab pertanyaanku!
“Siapa Sapto?”
“Teman”
“Bohong?”
aku diam
“Ia pacarmu bukan? kemaren aku ada sms ke dia dan ia bilang kamu pacarnya”.
“Mengapa kamu ndak balas SMS ku?”
“ aku lagi ndak ada fulsa”.
“Bohong?”
“ Kalo untuk SMS Asmadi ada fulsa ya”.
“Mengapa kamu pulang tidak mengabarkan kepada ku, kamu bilang udah pulang lama dan besok kamu akan pulang Pontianak?
“Aku berbohong dengannya”.
“ Mengapa kamu berbohong?”
“Karena………”
“Karna kamu suka bohong, cukuplah sudah kebohonganmu semua. saya rasa udah jelas semua, sebaiknya kita jangan berhubungan lagi…………”
“Sebelum kita tidak berhubungan lagi izinkan aku berbicara sebentar, menjelaskan sebenarnya.” pintaku padanya
“ Persahabatan yang telah kita jalin sejak SMP kini harius kita akhiri hanya karena kesalahan kecil. Sapto adalah pria yang ku kenal pertama sekali ketika aku baru saja di pontianak, aku banyak berhutang budi padanya, kami satu kelompok OSPEK, tapi kami tidak pacaran, kemaren aku yang nyuruh dia mengaku sebagai pacarku, aku ingin kamu tidak berharap padaku, dan juga saat itu aku sangat membencimu. Aku baru beli pulsa malam ini, jadi SMS kamu tidak aku balas saat itu. Sebenarnya aku baru datang tadi pagi dan akan pulang seminggu lagi.”
“Ok kalo kamu ingin kita tidak berhubungan lagi. aku setuju. aku sudak capek berteman denganmu.”
“Sekarang kamu boleh pulang.”
Dia terdiam, dan duduk ditangga teras rumah.
akupun duduk di dekatnya tapi agak jauh.
mungkin 10 menit kami saling diam.
“maafkan aku……….”katanya pelan
Dia mendekati aku, pipiku hampir di pegangnya. Aku cepat menghindar.
“Gimana pipimu masih sakitkah?”.
Pipiku merah bekas tamparan tangannya.
“Kalo kamu ingin membalas tampar aja aku sekarang, aku siap”.
Diambilkan saputangannya dan ingn mengapus air mataku.
aku mengambil sapu tangannya dan menghapus air mataku sendiri.
“ Sengaja aku pulang ke Indonesia karna ada masalah keluarga. Aku ada bawa oleh-oleh untukmu sengaja aku bawa dari sana khusus untukmu”.
diambilnya kado dalam plasstik yang ada di motornya dan diserahkannya pada ku,
“di dalamnya ada surat untukmu, kamu baca ya”
“makan yo’”
“kita ajak Aswin aja ya.” ia mengusulkan untuk mengajak adikku yang namanya juga Aswin.
“Ndak aku udah kenyang”.
“aku belum makan dan lapar banget sekarang”
“kamu harus nemankan aku malam ini. Karena kalo kamu tak maafkan aku mungkin malam ini malam terakhir kiata berjumpa.”
Aku mengikuti permintaannya, kami pergi kekantin dekat rumahku sambil berjalan kaki dengan adikku yang kelas tiga. aku tak tau mengapa malam ini aku mengikuti permintaannya. Dalam sebulan ini aku memang lagi lemah iman.
Aku hanya diam, kubiarkan dia bercerita. Ia bercerita tentang pengalamannya ketika berada di Malaysia tempat ia berkerja.
Makanan pun dipesan dan kami makan bersama-sama. Hampir satu jam kami makan sambil ngobrol.
“Besok jalan yo’. Kita ke pantai samudra indah”
“Maaf aku ndak bisa”.
“Mengapa?”
“Aku sibuk”
“Oh……”
“Yok pulang”
Ia merapikan bekas makan kami dan membayar makanan yang telah kami makan.
kami pulang sama-sama. ketika di jalan aku ditelpon Sapto.
“waalaikum salam, aku lagi di jalan habis makan.
mungkin minggu ini,
coba kamu clining dulu kemudian kamu cek warnanya udah sempurna blm.
ok, waalaikum salam”
“sapto menelponku”, kulihat wajah cemberut mulai berkeliaran di wajah Aswin.“Sapto nelpon menayakan masalah computer”.
“Sapto lagi-Sapto lagi”“Emang salahke kalo aku berteman”
“Endak sih, mengapa hanya Sapto temanmu, ndak ada yang lain kah?”
sampai dirumah.
“Aku pulang dulu ya”
“Udah larut malam”
“Oya kalo kamu besok ndak sibuk kita jalan ke pantai ya?”
dia langsung menyetir motor dan dengan berat hati ia pulang
“Slamat malam, semoga mimpi indah, Assalamualaikum.”
“Waalaikum salam”
“As.selamat malam, besok aku tidak bisa mengikuti ajakanmu, walaupun besok aku ada waktu, tapi aku tetap tidak bisa menemankan kamu. Karna sepengetahuanku dalam Mengkaji islam, kita dilarang bersentuhan, berdua-duaan, bergoncengan, pacaran, melihatkan aurat dengan non muhrin, itu semua hanya boleh dilakukan dengan suami dan muhrimnya. sedangkan kita non muhrim. semoga kamu paham maksudd aku”.
ku kirim sms tersebut dan dibalasnya
“aku paham maksud kamu.”
Seminggu setelah itu ia sms.
“Dek setelah ku pikir aku ingin melamar kamu dan ingin menikah dennganmu, aku tertarik dengan konsep Islam yang kamu pegang, aku ingin hidup dibawah naungan islam yang kaffah dan ingin bersama istri yang solehah. Sudikah kamu menerima lamaranku………”
Ku kirim sms dengan harapan aswin juga tau bahwa aku ada dirumah. Asmadi adalah teman dekat Aswin.
Aku pulang untuk mengambil data penelitian skripsiku.
“Kok baru bilang, mau aku bilag pada aswin ndak?”
“Ngak usah aja, win sibuk, aku ndak mau ganggu dia”
“Benar ni, kamu ndak nyesalkah” balas Asmadi dengan guraunya.
“Endak, buat apa nyesal, aku ndak suka cowok rewel kayak dia, emang dia siapa?”
Aswin dan Asmadi adalah sahabatku saat SMP dulu, saat itu aku memang suka sama Aswin, tapi sekarang aku sudah pake jilbab,aku sudah dibilang teman-teman sebagai akhwat. aku sudah kuliah. menyukainya hanya kenangan masa jahiliahku. sekarang aku hanya mengenal pacaran setelah menikah. dulu aku memang suka kenalan dengan cowok-cowok dan mengkoleksi pacar. sekarang ndak lagi.
Baru-baru ini Aswin dan Asmadi muncul lagi saat aku hampir selesai kuliah. saat aku ingin berubah sedikit-demi sedikit menjalankan syariat Islam.
15 menit setelah sms ku yang terakhir tiba-tiba ada suara motor berhenti di depan rumah, dan langsung menuju rumahku, ndaktau siapa?
“Assalamualaikum”
“Waalaikum salam”
“Bapakku keluar, pak ada Dedek?”tanya Aswin
“Eh Aswin, masuklah. Dedek ada didapur lagi masak”
Ayah ku memang sudah mengenal aswin sejak aku belum kuliah ketika itu.
Ya Allah ada aswin, mau ngapa dia kesini.siapa yang ngasi tau aku ada di rumah. gumamku dalam hati
sengaja aku ndak keluar menghampirinya karna aku lagi marah dengan smsnya sebulan yang lalu. siapa yang ndak marah dan kesal dengan sms orang yang menyamar sebagai sahabat kuliahku. padahal aku tak mengenal nama yang dipalsukannya. Apalagi saat dia bilang aku wanita murahan. wanita mana yang nggak marah. emang sih aku yang mulakan karna memang aku sangat jengkel dengan orang yang sms bertele-tele tampa status akhirnya aku bilang manusia bertopeng.
ayahku memanggil aku ke dapur dan menghampiriku.
“Dek tamu tang dak dikeluarin?
“Malas aku mau jumpa, bilang aja aku ndak mau ketemu!!!
“Orang udah datang jauh-jauh, masak ndak mau ditemui”
Aku langsung menggunakan jilbab dan mendatanginya sambil membawa air teh dan kue.
aku senyum dan mempersilakan ia minum.
Hatiku berdebar, apa gerangan yang akan terjadi. dengan wajah masam dia di depanku.
Suasana hening, ia memandangku dengan pandangan marah, aku hanya diam.
5 menit kami saling diam.
tit-tit-tit-tit HP ku berbunyi diatas meja tamu, dan langsung kubaca smsnya
“Maaf dek Aswin tadi ada di rumahku saat kamu sms dan dia menanyakan siapa yang sms. masa aku mau bohong, dan akhirnya ia membuka sms mu. Maaf aku ndak sengaja”
Langsung ia mengambil hp ku dan membaca smsnya.
dan
“Brokk”… suara HP dilempar.
Ia lemparkan disampingku dan mengenai tanganku
Aku hanya diam…….
“Puas kamu” kata Aswin dengan mukanya yang merah, suaranya yang kasar
“Apa ya yang puas” kataku santai
Puas dengan permainanmu, puas telah membuat aku jengkel, bangga karna bisa membuat hatiku sakit, kamu pulang ndak beri kabar kepadaku, hanya ke asmadi, puas dah punya banyak cowok di kampus. sejak kapan kalian jadian.
Ya allah, orang ni ternyata masih perhatian padaku. Dari mana ia mengetahui tentangku, padahal aku sms dia biasa-biasa saja. aku menganggap dia hanya sebagai kawan dan tak lebih dari itu. apa yang salah terhadap smsku sehingga marah seperti ini. apakah ia ambil hati terhadap sms gurauku. kok bisa berkesimpulan seperti itu sih dia.
Emang sih dulu aku suka dia tapi kan sekarang udah berubah aku suka dia hanya sebatas teman. Teman lama yang kini bertemu kembali. Aku tak pernah beniat akan meluluhkan hatinya, apalagi menyakitinya. Astagfirullah. apakah aku kini juga telah jatuh cinta. Seminngu ini memang selalu teringat dia. aku merasa rindu kalo dia lama tidak SMS pada ku. Setiap hari kami selalu sms-an. hatiku senang bercampur takut. Inikah yang dikatakan dengan jatuh cinta.
Aku berdiri dan menghampiri pintu.
“sebaiknya kamu pulang, aku tak mau bertemu denganmu hanya untuk bertengkar. Aku pulang bukan untuk kamu”. aku marah dengannya karna sikapnya yang tidak sopan kepadaku. aku tau kalo dilanjutkan akan terjadi pertengkaran antara kami.
Sebelumnya kami memang sering sms-an, dan ia suka marah-marah dan merajok denganku, cemburu dengan teman-temanku. aku sebenarnya juga ndak suka dengan sikap dia yang berlebihan perhatiannya.
Ia berdiri menghampiriku dan langsung keluar dari pintu. sebelum memutuskan pulang ia memanggilku.
“ Dek sini sebentar ada yang ingin aku sampaikan!
Aku mendekat sedikit dengan ragu-ragu dan iapun mendekat juga dengan aku.
“Plak”, mukaku ditampar
“ Kamu cewek murahan. ku kira kamu beda ternyata sama saja dengan cewek-cewek yang lain”.
air mataku jatuh tak tertahan, berat rasanya aku harus membiarkan luapan perasaanku, sakit di wajjahku tidak seberapa tapi sakit dihatiku luar biasa. Aku memang tidak bisa membalas tamparannya, karna ku tau hal tersebut hanya akan memperpanas suasana dan kutau haram hukumnya menyentuh orang yang lawan jenis dan bukan muhrim.
Ia melihatku dengan tatapan tajam dan memperhatikan responku. mungkin dia mengira aku akan membalasnya.
“Cukup ini saja yang ingin kamu sampaikan. kalo sudah selesai pulang aja. aku muak liat kamu. sekarang kamu puas bukan?”
Aku tidak berfikir untuk melakukan apa-apa, sebisanya aku mengendalikan hatiku, aku sangat merasa berdosa karena hal ini sepantasnya tidak layak terjadi pada seorang akhwat. aku malu, malu pada diriku dan malu pada Tuhanku.
“Ya aku puas tapi sebelum aku pulang, kamu jawab pertanyaanku!
“Siapa Sapto?”
“Teman”
“Bohong?”
aku diam
“Ia pacarmu bukan? kemaren aku ada sms ke dia dan ia bilang kamu pacarnya”.
“Mengapa kamu ndak balas SMS ku?”
“ aku lagi ndak ada fulsa”.
“Bohong?”
“ Kalo untuk SMS Asmadi ada fulsa ya”.
“Mengapa kamu pulang tidak mengabarkan kepada ku, kamu bilang udah pulang lama dan besok kamu akan pulang Pontianak?
“Aku berbohong dengannya”.
“ Mengapa kamu berbohong?”
“Karena………”
“Karna kamu suka bohong, cukuplah sudah kebohonganmu semua. saya rasa udah jelas semua, sebaiknya kita jangan berhubungan lagi…………”
“Sebelum kita tidak berhubungan lagi izinkan aku berbicara sebentar, menjelaskan sebenarnya.” pintaku padanya
“ Persahabatan yang telah kita jalin sejak SMP kini harius kita akhiri hanya karena kesalahan kecil. Sapto adalah pria yang ku kenal pertama sekali ketika aku baru saja di pontianak, aku banyak berhutang budi padanya, kami satu kelompok OSPEK, tapi kami tidak pacaran, kemaren aku yang nyuruh dia mengaku sebagai pacarku, aku ingin kamu tidak berharap padaku, dan juga saat itu aku sangat membencimu. Aku baru beli pulsa malam ini, jadi SMS kamu tidak aku balas saat itu. Sebenarnya aku baru datang tadi pagi dan akan pulang seminggu lagi.”
“Ok kalo kamu ingin kita tidak berhubungan lagi. aku setuju. aku sudak capek berteman denganmu.”
“Sekarang kamu boleh pulang.”
Dia terdiam, dan duduk ditangga teras rumah.
akupun duduk di dekatnya tapi agak jauh.
mungkin 10 menit kami saling diam.
“maafkan aku……….”katanya pelan
Dia mendekati aku, pipiku hampir di pegangnya. Aku cepat menghindar.
“Gimana pipimu masih sakitkah?”.
Pipiku merah bekas tamparan tangannya.
“Kalo kamu ingin membalas tampar aja aku sekarang, aku siap”.
Diambilkan saputangannya dan ingn mengapus air mataku.
aku mengambil sapu tangannya dan menghapus air mataku sendiri.
“ Sengaja aku pulang ke Indonesia karna ada masalah keluarga. Aku ada bawa oleh-oleh untukmu sengaja aku bawa dari sana khusus untukmu”.
diambilnya kado dalam plasstik yang ada di motornya dan diserahkannya pada ku,
“di dalamnya ada surat untukmu, kamu baca ya”
“makan yo’”
“kita ajak Aswin aja ya.” ia mengusulkan untuk mengajak adikku yang namanya juga Aswin.
“Ndak aku udah kenyang”.
“aku belum makan dan lapar banget sekarang”
“kamu harus nemankan aku malam ini. Karena kalo kamu tak maafkan aku mungkin malam ini malam terakhir kiata berjumpa.”
Aku mengikuti permintaannya, kami pergi kekantin dekat rumahku sambil berjalan kaki dengan adikku yang kelas tiga. aku tak tau mengapa malam ini aku mengikuti permintaannya. Dalam sebulan ini aku memang lagi lemah iman.
Aku hanya diam, kubiarkan dia bercerita. Ia bercerita tentang pengalamannya ketika berada di Malaysia tempat ia berkerja.
Makanan pun dipesan dan kami makan bersama-sama. Hampir satu jam kami makan sambil ngobrol.
“Besok jalan yo’. Kita ke pantai samudra indah”
“Maaf aku ndak bisa”.
“Mengapa?”
“Aku sibuk”
“Oh……”
“Yok pulang”
Ia merapikan bekas makan kami dan membayar makanan yang telah kami makan.
kami pulang sama-sama. ketika di jalan aku ditelpon Sapto.
“waalaikum salam, aku lagi di jalan habis makan.
mungkin minggu ini,
coba kamu clining dulu kemudian kamu cek warnanya udah sempurna blm.
ok, waalaikum salam”
“sapto menelponku”, kulihat wajah cemberut mulai berkeliaran di wajah Aswin.“Sapto nelpon menayakan masalah computer”.
“Sapto lagi-Sapto lagi”“Emang salahke kalo aku berteman”
“Endak sih, mengapa hanya Sapto temanmu, ndak ada yang lain kah?”
sampai dirumah.
“Aku pulang dulu ya”
“Udah larut malam”
“Oya kalo kamu besok ndak sibuk kita jalan ke pantai ya?”
dia langsung menyetir motor dan dengan berat hati ia pulang
“Slamat malam, semoga mimpi indah, Assalamualaikum.”
“Waalaikum salam”
“As.selamat malam, besok aku tidak bisa mengikuti ajakanmu, walaupun besok aku ada waktu, tapi aku tetap tidak bisa menemankan kamu. Karna sepengetahuanku dalam Mengkaji islam, kita dilarang bersentuhan, berdua-duaan, bergoncengan, pacaran, melihatkan aurat dengan non muhrin, itu semua hanya boleh dilakukan dengan suami dan muhrimnya. sedangkan kita non muhrim. semoga kamu paham maksudd aku”.
ku kirim sms tersebut dan dibalasnya
“aku paham maksud kamu.”
Seminggu setelah itu ia sms.
“Dek setelah ku pikir aku ingin melamar kamu dan ingin menikah dennganmu, aku tertarik dengan konsep Islam yang kamu pegang, aku ingin hidup dibawah naungan islam yang kaffah dan ingin bersama istri yang solehah. Sudikah kamu menerima lamaranku………”
assalamualikum...
BalasHapusukh, cerpennya bagus. ceritanya mungkin pernah dialami oleh para akhwat lainnya (jatuh cinta pada lawan jenis). q juga pernah ngalaminya :)
mo ngasih masukan dikit : blog kan banyak di baca orang, sebaiknya pake bahasa indonesia klo tuk bagian percakapan sih ok2 aja pke bahasa melayu.
tetap semangat menulis ukh !! ^_^
salamun 'alaykum
BalasHapussalam kenal sesama ikhwah Kal-bar
wah wah, kisah nyata ya, bagus.
emang berat ketika harus memilih antara perasaan masa lalu dan keimanan.
tapi yang jelas, Allah gak akan salah kirim jodoh. :mrgreen:
salam kenal,
BalasHapustetaplah menulis, semoga sukses menghampirimu