Rabu, 28 Januari 2009

PENGALAMAN PENELITIAN KU

Oleh : Dearti

1. Pendahuluan
Dalam tulisan ini saya menceritakan pengalaman pribadi selama proses penelitian berlangsung dan memaparkan hasil dari penelitian yang telah saya lakukan. Ada pengalaman-pengalaman saat proses penelitian seperti pada saat wawancara, observasi langsung, menemui tokoh masnyarakat dan pengalaman lainnya. Dalam tulisan ini juga akan diulas sedikit mengenai proses pernikahan Melayu Sambas dari awal hingga akhir acara dan perpaduan Islam dan budaya lokal yang terdapat dalam pernikahan Melayu Sambas.
Pengalaman ini ditulis dengan harapan sebagai bekal para pembaca untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan dalam penelitian.

2. Gambaran Penelitian
Penelitian ini adalah tentang Islam dan Budaya Lokal (studi atas pernikahan menurut adat Sambas di desa Sungai Kelambu kecamatan Tebas kabupaten Sambas). Yang dilaksanakan pada bulan Desember 2007 sampai dengan Mei 2008 di desa Sungai Kelambu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prosesi pernikahan Melayu Sambas di desa Sungai Kelambu Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas dan mengetahui perpaduan Islam dan budaya local yang terdapat didalamnya. Islam dan budaya lokal adalah suatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat, karena Islam hadir dalam masyarakat yang telah mempunyai budaya dan ia hadir sebagai pelengkap dari kehidupan manusia.
Terkadang kita sulit memisahkan antara aturan Islam dan budaya. Tidak semua budaya sesuai dengan ajaran Islam dan harus kita ikuti. Dan tidak selamanya budaya bertentangan dengan Islam sehingga harus kita jauhi. Dalam Sebuah hadis disebutkan bahwa semua ibadah yang tidak diajarkan dalam islam akan tertolak. Disinilah pentingnya kita mengetahui budaya yang seperti apa yang tidak pantas untuk diikuti oleh muslim yang dapat mengakibatkan penyimpangan akidah. Bagaimana kita menghadapi budaya agar sejalur dengan agama.
Dari penelitian yang dilakukan saya menyimpulkan bahwa pernikahan Melayu Sambas terdiri dari:
a. Prosesi Acara Persiapan Upacara Pernikahan Malayu Sambas
Prosesi acara persiapan upacara pernikahan Melayu Sambas dimulai dengan melamar. Apabila lamaran diterima maka akan sekaligus mencikram dengan memberikan barang cikram sebagai tanda sudah dilamarnya seseorang. Setelah beberapa waktu maka akan ada antar barang kemudian menjelang upacara pernikahan disiapkan juga kepanitiaan dengan mengumpulkan warga yang disebut dengan bapadu nyarok, dalam bepadu nyarok tersebut disepakati waktu mendirikan tarup. Tidak lupa bagi mempelai perempuan akan dilaksanakan bepalam yang terdiri dari, belangger, bekasai, beinnai dan betangas.
b. Prosesi Acara inti upacara pernikahan Melayu Sambas
Inti dari proses pernikahan Melayu Sambas dilaksanakam selama 2 hari biasanya dilaksanakan pada hari Sabtu dan Minggu. Hari pertama disebut dengan hari motong/ kecil sedangkan hari ke dua disebut dengan hari besar. Malam hari sebelum hari besar maka dilaksanakan akad nikah dan pulang memulangkan. Pada hari besar ini ada acara yang disebut dengan dzikir nazam, belarak dan makan damai.
c. Perpaduan antara budaya lokal dengan Islam dalam upacara pernikahan adat Sambas.
Perpaduan Islam dan budaya lokal dapat kita temukan dalam acara melamar, mencikram, akad nikah, pulang memulangkan, dzikir nazam. Secara hukum masarakat Sambas menggunakan syariat Islam tapi dalam tatacara pelaksanaan mereka menggunakan budaya yang sudah mentradisi.

3. Pengalaman yang Berkaitan
Banyak pengalaman yang saya dapatkan dalam penelitian ini. Dibawah ini akan saya bahas pengalaman-pengalaman itu.
Observasi Langsung
Melaksanakan observasi langsung dalam acara pernikahan mempunyai kesan yang sangat berbeda dengan penelitian lainnya. Terutama masalah perasaan. Yang jelas ada rasa bahagia saat melihat seluruh keluarga mempelai bahagia. Ada juga rasa iri melihat kedua mempelai yang begitu mesra di depan kita, saat besanding, saat mereka makan damai, saat berfoto-foto.
Semua kesempatan strategis yang bisa peneliti ikut berpartisipasi, saya lakukan. Seperti menjadi pendamping mempelai wanita (ma’innang) saat akad nikah, pulang memulangkan dan arak-arakan.
Peneliti tidak meninggalkan satupun dari setiap aktivitas dalam pernikahan. Saat observasi sengaja peneliti membawa kamera digital sebagai arsip penelitian. Wah ternyata masyarakat sangat senang jika di foto. Terutama anak-anak dan ibu-ibu. Anak-anak jika melihat saya memegang kamera mereka minta difoto, baik secara individu maupun kelompok. Saat di foto, mereka pasang aksi has anak-anak. Di wajahnya tampak senyum kebahagian. Terkadang mereka mengikuti hingga saya berbaik hati untuk memfoto mereka. Saat saya menjenguk kedapur menemui ibu-ibu yang sedang masak, saya mengambil gambar seperlunya untuk dokumentasi. Awalnya saya mengambil satu gambar saja sebagai bahan dalam menggambarkan situasi yang ada didapur, ternyata ibu-ibu mintanya di foto banyak momen, saat mencuci dagin, memotong dagin bahkan ia meminta memotret cucunya sendiri. Hal ini menjadi bekal bagi peneliti untuk mendekatkan diri dengan masyarakat.
Wawancara Narasumber
Setiap narasumber punya karakter yang berbeda. Yang paling mengesankan adalah narasumber yang udah tua. Lain pertanyaan lain yang dijawab. Seperti pada wawancara dengan pelaksana cikram (muhakam laki-laki) saya menanyakan “Saat mencikram kemaren, apa saja barang-barang yang di bawa?” di jawab biasanya sereh pinang, selendang, kaing potongan dan kerudung. Atau bise juak kain potongan dan selendang jak”. Sebenarnya maksud peneliti adalah pada saat pencikraman yang dilakukannya pada pernikahan yang saya teliti. Dari awal sebenarnya sudah saya jelaskan bahwa penelitian yang saya lakukan adalah pada pasangan tersebut dan pertanyaan yang akan saya ajukan berkisar pernikahan itu bukan pada pernikahan secara umum. Dari pertanyaan yang diajukan sebagian besar di jawab dengan jawaban secara umun dan pernikahan lainnya. Setelah peneliti menjelaskan kembali maksud peneliti. Ia tampak mengingat-ingat dan akhirnya iya mengatakana bahwa ia sudah lupa.
Ada juga narasumber yang sulit berkata jujur apa adanya dan tertutup. Terutama yang berhubungan dengan barang. Seperti saat saya menanyakan jumlah uang yang diterima mempelai dari antar barang. ”k’ waktu antar barang berapa jumlah uang yang diberikan dan untuk apa uang itu dibelanjakan” jawabnya ” ya, cukuplah untuk membantu resepsi nanti. Uang itu untuk kaka’ beli kasur dan biaya pernikahan” Kemudian saya bertanya kembali “ apa saja barang-barang yang diberikan oleh mempelai laki-laki. Jawabnya “ sama seperti umumnya, ada barang-barang kosmetik, handuk. “Apa lagi k’” tanya saya, ia jawab “ndak usah terlalu rincilah, nanti ndak ditanya seperti itu kok oleh dosen kamu. bilang aja yang umumnye, semuanye same dengan pernikahan kakak kamu”. Sepertinya jawaban yang diberikan enggan untuk dikatakan dan saya pun tidak terlalu memaksa beliau mengatakan apa yang tidak ingin disampaikannya agar suasana wawancara tetap baik, terasa saling nyaman dan tidak merasa tertekan.
Ada juga narasumber yang asik bercerita. Pernah saya merasa bosan karena terlalu lama mendengar cerita darinya. Jawaban yang semestinya tidak sesuai dengan pertanyaan yang saya utarakan. Seperti saat peneliti bertanya masalah proses pernikahan dari awal hingga akhir. Sebenarnya maksud saya hanya secara umum dan pokok-pokoknya saja tapi yang dijelaskan sangat mendetail sampai respon masnyarakat terhadap budaya, ia juga menceritakan masalah budaya yang ada di MABM (Majlis Adat dan Budaya Sambas) dan desa-desa lainnya. Untuk menjaga supaya pertanyaan tidak terlalu menyimpang dan panjang, saya lakukan dengan membuat pertanyan baru. Tanpa harus memotong pembicaraannya dengan cara mendengarkan sejenak kemudian bersiap-siap mengajukan pertanyan di sela pembicaraannya.
Menghadap tokoh masyarakat
pertama sekali saya lakukan adalah menghadap kepala desa. Kalo kepala desa sih menerima dengan senang hati. Yang jelas ia sangat mendukung Penelitian yang saya lakukan. Bahkan ia sudah tahu sebelumnya dari orangtua saya. Ia dengan semangatnya minta hasil penelitian yang akan saya lakukan.
Selain itu saya juga ke kantor camat untuk menambah data penelitian. Mendatangi kantor camat merupakan hal yang baru bagi saya. Dengan semangat penelitian apapun rintangannya saya hadapi. Sebenarnya saya termasuk tipe mahasiswa yang tertutup, sulit bergaul, dan sedikit berbicara. Hal tersebut sangat berpengaruh saat saya menghadap pegawai kecamatan dan tokoh masyarakat. Akibatnya ada masnyarakat terkesan tidak akrab dengan peneliti. Rintangan yang paling kuat adalah menghilangkan rasa malu berhadapan dengan pegawai kecamatan. Saya malu karena dibanyangan saya pegawai kecamatan adalah orang yang super sibuk dan tidak ramah, orang-orang yang berhadapan dengan mereka adalah orang-orang yang terpandang di masyrakat. Untuk mengatasinya saya mulai dengan meyakinkan hati bahwa ” mereka juga manusia, tidak ada yang perlu ditakuti” juga saya sering mengatakan pada diri sendiri ” Apasih yang tidak bisa dan tidak mungkin didunia ini”. Kata-kata motivasi sangatlah penting untuk menumbuhkan keberanian dan keyakinan.

Pengalaman Lainnya
Setelah observasi dan wawancara tentunya harus ada laporan. Menyusun laporan inilah yang berat bagi penulis. Menyusun kata-kata yang baik ternyata tidaklah semudah yang kita bayangkan. Terkadang maksud yang ingin kita sampaikan tidak sama dengan apa yang kita tulis, kesulitan memilih kosakata yang tepat, mengaitkan antar paragrap dan bingung menentukan dari mana akan memulai tulisan.
Belum lagi computer yang suka bermasalah, rusaklah, viruslah, printer henglah. Computer yang saya miliki memang computer lama. Waktu saya membelinya juga sudah seken, saya membelinya tiga tahun yang lalu. Computer Pentium tiga seleron dengan monitor Samsung. Seingat saya selama penelitian computer terserang virus satu kali, virus yang tidak saya kenal tapi yang jelas virus ganas yang jika dia muncul maka computer akan mati dengan sendirinya, pernah juga mainboardnya rusak satu kali, memori kotor satu kali, printer bermasalah tiga kali. Printer tak berfungsi karena sudah banyak ngeprin jadi harus dipormat ulang lagi oleh ahli servis komputer. Pernah juga saat itu ada bagian dalam printer tersebut patah. Sehingga harus diganti alatnya. Wajar sih printer dan computer suka bermasalah karna selain digunakan untuk pribadi saya juga menjadikannya sebagai sumber pemasukan dalam kata lain dijadikan rental computer. Padahal ketika itu perbaikan harus saya serahkan secepatnya. Tapi masalah computer semuanya terhambat. Ih pokoknya macam-macam masalahnya, yang bikin saya jengkel dan pusing.
Pada saat bab 3-5 saya memutuskan minta dibelikan laptop dengan orang tua dan menjual computer tersebut. Dengan perjanjian skripsi selesai tahun 2008. akhirnya laptop dapat saya beli dengan uang penjualan computer, beasiswa bantuan skripsi dan uang dari orang tua. Alasan beli laptop adalah saya sibuk PPL dan jarang dirumah. Saat menyusun skripsi saya juga sibuk organisasi, banyak program dalam organisasi yang harus dilaksanakan. Berhubung saat itu saya masih sebagai pengurus inti dalam salah satu organisasi intra kampus.
Belum lagi penyakit malas yang suka melanda. Kalo udah malas tidak ada obatnya kecuali membangun motivsi awal. Untuk mengatasi masalah kehilangan motivasi biasanya saya ke gramedia membaca buku-buku ringan seperti novel dan majalah. Biasa juga saya pergi kemujahidin sendirian sejak magrib sampai isya, atau sholat zuhur sambil mendengar kajian duhur. Sebagai refresing terkadang saya main games di komputer. Walaupun sebenarnya main games bisa menghilangkan kesuntukan/ lemah semangat tapi ia berakibat buruk jika tidak di manajemen dengan baik. Saking asyiknya kita lupa waktu dan tugas-tugas terbengkalai. Karna permainnan tersebut sangat menyita waktu saya, jadi saya putuskan untuk mendelete semua program permainan yang ada di computer.

4. Diskusi
Penyusunan skripsi/penelitian sebenarnya bukanlah hal yang amat sulit. Hanya saja kita tidak paham tata cara menulis skripsi sehingga kita menjadi bingung. Bingung karna kita tidak mengerti. Menulis skripsi tidak perlu sampai demam, stress, tidak perlu tanpa tidur malam dan tidak perlu pulang kampung dulu untuk mebangun semangat baru. Kesulitan terbesar bukan terletak pada saat terjun kelapangan tapi kesulitan penyusunan terletak pada pribadi penyusun. Apakah ia serius atau tidak dan bagaimana sikap ia menghadapi masalah-masalah dalam penelitian. Kehilangan motivasi adalah hal yang wajar. Tugas kita adalah bagaimana memperbaharui motivasi tersebut sehingga menjadi sebuah komitmen yang akan menjadi penggerak dalam sebuah penelitian.
Dalam menentukan informan kita harus elektif. Penguasaan terhadap permasalahan sangat diutamakan. Walaupun Orang tersebut sudah sangat tua. Informasi dari orang tua sangat kita perlukan apalagi jika meneliti tentang budaya. Sifat pelupa bagi orang tua adalah wajar. Tapi kita banyak dapat informasi yang lebih akurat pada zaman lampau. Informan yang asyik bercerita sehingga jawaban sangat meluas dan menyimpang dari pembahasan harus dapat kita arahkan kembali pada pokok permasalahan.
Dengan adanya kamera dapat menjadi kekuatan kita untuk lebih mendekatkan diri dengan masyarakat. Karna masyarakat desa biasanya sangat senang saat di foto.
Pengalaman observasi sangat mengajarkan kita berbaur dengan masnyarakat. Seluruh aktifitas yang kita lakukan akan menjadi perhatian mereka. Seperti cara kita menyapa, cara kita berjalan, duduk, dan memulai komunikasi.
Pengalaman-pengalaman diatas dapat menjadi tolak ukur sejauh mana kemampuan kita dalam menbangun komunikasi dengan masnyarakat. Hindari sikap-sikap tertutup sehingga menghambat proses penelitian. Pengalaman penelitian akan menjadi pengalaman yang indah untuk dijadikan kenangan.

5. Penutup
Pengalaman penelitian sangat menguntungkan kita. Mendidik keberanian, keterampilan berkomunikasi dengan masyarakat dan belajar dengan masyarakat. Semoga tulisan yang singkat ini bermanfaat.

Lampiran

Jumat, 23 Januari 2009

Pengalaman Ta'aruf

Pengalaman ini pertama sekali ku rasakan. banyak suasana hati yang baru itulah kualami. ada rasa bahagia, bingung, gelisah, sedih, bimbang, yakin, takut, harap, semua itu menjadi satu. ayo seperti apa tu....

Saat itu aku bingung, apakah ini adalah jawaban atas doa-doaku atau hanya ujian. saat berdoa aku selalu memohon padanya untuk disegerakan jodoh yang terbaik untukku. tibalah seorang pria yang ingin serius pada ku. semua telah kami coba untuk menyesuaikan diri masing-masing. banyak perbedaan yang kami miliki. aku bingung apakah pria seperti ini yang aku dambakan. mengapa harus ia yang kini hadir sebagai objek dalam ta'arupan. didepanku betapa banyak rintangan yang harus aku lalui, banyak orang yang tidak menyetujui. tapi aku tetap berfikir positip, aku tidak boleh memberikan jawaban karena kawan-kawan. aku tidak ingin jawaban yang aku berikan akan menjadi sebuah penyesalan.

Akhirnya, kumantapkan hati dengan sholat istiqharah, mohon petunjuk terbaik darinya. pada suatu siang tersepakati bahwa ta'aruf ini harus segera ditindak lanjuti. antara lanjut atau berhenti sampai disini. dan pilihan masih mengambang dengan pending taarup sampai waktu yang ditentukan. senang sekali setelah keputusan itu bulat, tidak ada lagi ketakutan-ketakutan. tidak akan ada lagi taarupan langsung. dan komunikasi seolah terputus.

itulah sedikit gambaran hati saat taarupan, bagai mana kawan-kawanku, apakah anti juga pernah merasakan hal serupa. silakan berikan tanggapan atas hati kecil ini. ayo saling berbagi

Sakitnya Didustai


Saat bahagia kita terkadang lupa akibat dari bahagia yang berlebihan. kita hanya memikirkan alangkah bahagianya jika....... tapi kita terlupa, apakah kebahagian ini akan selamanya??? kita lupa bahwa kebahagian tidak lah berlaku selamanya.

luka dihati tidak selamanya saat putus dalam pacaran. luka sangatlah luas, ada luka karna sebuah janji yang tidak sengaja diingkari. Akibat sebuah kepercayaan yang diberikan pada orang yang sebelumnya kita kenal. ditinggal orang terasayang, hilang perkerjaan dsby


luka dihati hendaknya tidak akan pernah ada jika kita berhati-hati dalam memanajemen dari awal dan antisipasi dari awal.


luka ini akan lebih dalam jika pengorbanan diberikan lebih banyak. apalagi banyak sedikit aja pengorbanan diberikan sudah menjadi hati terluka. mengapa kepercayaan ini dengan mudahnya ku berikan. mengapa harus ada luka dibalik sebuah keikhlasan.


penyesalan tidak akan ada artinya. yang lalu biarlah berlalu, akan aku jadikan sebagai koreksi diri agar lebih berhati-hati dari kecewa yang kedua kali.


dasar hati perempuan, mengapa begitu mudah patah ketika dikhianati. menapa hati perempuan diciptakan begitu lembut dan mudah tersentuh. begitu mudahnya jatuh cinta dan begitu mudahnya terluka.


ku hanya ingin menyakinkan diri ini bahwa apapun cobaan yang allah berikan adalah terbaik untuk kita. tidak ada yang perlu kita khawairkan. luka dihati akan segera pudar dengan berlalunya waktu dan bergantinya kesibukan.

Rabu, 21 Januari 2009

KKL Ku

ni foto, adalah foto teman satu kelompok saat KKL ku kemaren, KKL membuat berbagai pengalaman untukku. mulai dari pengalaman pahit sampai pengalaman manis. disana aku mengenal Rabuan, Yandi, Aman, Saiful, Misdin, Marus, Hendra, Muhlis, Ibnu, Ibu Latifah, P' Idris, Narti, Erni, Retno, Adek, Yudi, ineng, Nurul, Muna, Anggi.

Gara-gara seseorang membuat aku takut untuk ke masjid. aku takut ketemu dengannya. dan ada juga karna seseorang aku bahagia mendatangi masjid. pernah ku berfikir, apasih sebnarnya tujuan aku kemasjid. apakah karna orang lain. emang benar, bahwa hati tidak bisa di ingkari, walau bagai manapun alasan kita mengatakan itu adalah salah, jika dalam hati sudah terbesit ia akan memposisikan diri dengan sendirinya.


ada Yandi dengan gayanya yang ikhwan banget, kadang aku malu sendiri dengan nya. ada hendra yang begitupolosnya, ada Rabuan yang suka mengolok-olokku sampai aku kapok abis. ada bang Man dengan Sosisnya yang murah untuk kami. ada bang ipul yang sibuk bekerja. dan ada bang Misdin yang sangat kami hormati. mengenal kalian begitu berharga bagi ane.

Senin, 19 Januari 2009

Autobiografi

Ayahku bernama Hairani Jar’i. sekarang ia berumur 53 tahun. Walau sudah tua tapi ayahku belum punya uban. Sehari-hari ia berkerja sebagai petani di sawah dan di kebun. Aku mencintainya karna Allah suatu hari nanti aku bercita-cita akan menghajikan dia dari hasil usahaku. Ayahku sangat bijaksana. Cara berpikirnya sangat bijak, tidak menyalahkan. Setiap kali aku pulang kampong aku selalu diantarnya sampai terminal tempat aku naik bis menuju pontianak. Pernah disuatu ketika disaat aku benar-benar rapuh dan kecewa kepada lingkunganku, tapi ayahku tetap membelaku, sehingga aku menangis terharu. Ia adalah orang pertama yang memotivasi aku saat sekolah dan kuliah. Aku sangat beruntung menjadi anaknya. Ia sangat peduli dengan pendidikan kami. Ketika kecil kami selalu diajarkannya menyanyi. Walau lagunya sangat sederhana tapi kenangannya luar biasa. Laguyang diajarkannya biasa burung nuri, kakak tua dan karak-lutong. Biasa dinnyanyikan sebagai pengantar tidur kami. Kami biasa tidur disamping dia dengan berbantalkan tangannya.
Ayah telah mengajarkan aku solat mulai sejak kecil. Ia selalu menyarankan untuk membiasakan solat dari kecil, kalo udah berkeluarga maka akan sulit mau mengerjakannya. Kalo dibiasakan dari kecil maka akan terbiasa ketika sudah besar. My Father Is The Best. Semoga Allah membalas kebaikannya dengan surga Nya nanti.

Ibuku bernama Jaurah, ia lahir sekitar tahun 60 an. Menikah pada umur 21 tahun. Ibuku hatinya sangat lembut ia sangat mudah tersentuh, jika kita bersikap baik maka ia akan lebih mudah tersentuh. Ibuku tidak terlalu banyak komentar terhadap anak-anaknya. Walau secara fisik kami tampak tidak akrab tapi aku tau ibuku sangat sayang kepadaku dan kepada anak-anaknya.
Ibuku biasa ngomel tapi omelennya hanya sebatas mulut, tidak di pendam dalam hati.
Anak-anak nya sangatlah keraas hati. Baik angah, ining, aswin maupun aku tapi ia tak pernah mengeluh.
Aku senang ketika keberangkatanku ke pontianak selalu diantar, ditunggu, diperhatikan sampai byangku tidak kelihatan olehnya, aku merasakan ada kerinduan dan kasih sayangnya saat itu.
Banyak dosa yang telah kuperbuat kepadanya sejak kecil aku suka
Membantahnya. Bertengkar sampai ia menangis. Ia sangat peduli jika anaknya belum makan jika ada acara keluarga.
Ibuku rajin sholat, tapi terkadang ia juga ketinggalan/lalai. Ia biasa sholat malam mendoakan kami, ia tidak bisa tidur nyenyak kalau anaknya sedang dalam perjalanan. Ia sangat prihatin dengan keselamatan anak-anaknya.


nama kakak ku ini adalah Muliati, ia adalah kakakku satu satunya. Ia lahir di sungaikelambu, 17 desember 1982. kini ia telah menikah dan punya anak satu yang bernama Alif. Ia tamatan SMKK. Jurusan Tata boga. Kakakku pandai memasak dan mengurus rumah. Ia sangat memperhatikan penampilan. Walau sudah menikah ia masih tampak gadis.
Kerakternya keras, tapi terkadang ia lembut juga.
Ia pernah kerja di Malaisia selama 3 tahun. Sekarang ia pandai menjahit. 19 agustus 2007 adalah hari pernikahannya dengan abang iparku yang bernama dedi
Aku pernah bertengkar dengan kakak sampai berlinang air mata. Sejak kecil kami selalu bersama. Aku berteman dengan kakak tapi besar aku lebih dekat dengan adek. Setiap hari kami bermain bersama. Terkadang aku di bekikan model baju yang sama dengan kakakku.
Dari segi kebersihan dan kerapian kakakku inilah yang nomor satu diantara saudaraku.
Bakat kakak ku ini adalah memasak dan menjahid. Ia terbiasa dengan pekerjaan di rumah dan jarang sekali ke sawah maupun kebun.
Ia punya pengalaman pergi ke malaisia dan Jakarta
.



inilah aku, aku di beri nama Dearti. Sejak kecil aku dipanggil Dedek, ketika masuk SD resmilah nama Dearti pada diriku. Kata ibuku waktu kecil aku suka sakit-sakitan. Pertama sekali aku menggunakan jilbab sejak kelas 2 SMA, ketika itu bertepatan pada 16 juni 2002. wah berat juga pengorbanan untuk menggunakan jilbab ketika itu, mulai dari pengadaan baju panjang. Saat itu pakaianku tidak ada dan uang pun terbatas. Aku mulai solat sejak SMA. Ketika itu ada keinginan untuk sholat, orang yang paling dekat dengan ku bernama Kamalasari, bersamanyalah aku mengarungi kehidupan sehari-hari, kami sering solat bersama disaat orang lain tidak sholat. Aku punya hobi menulis. Cita-citaku sekarang adalah ingin menjadi seorang penulis. Karna menurutku penulis adalah pribadi yang punya prinsip, punya ilmu cukup, analisanya tajam, secara ekonomis mencukupi. Apalagi kalo penulis terkenal maka ia bahkan bisa menjadi orang kaya.
Kata teman-temanku aku orangnya ngak mudah marah, walau marah aku tetap tersenyum. Tapi sebenarnya aku orangnya suka merajok dan mudah tersinggung. Apalagi hal itu bertentangan dengan prinsipku. Sampai sekarang aku tidak punya pacar, karna kutau pacaran hanya membawa kita dekat pada kemaksiatan dan futur iman. Pacaran hanya ada setelah menikah.
Aku bahagia dengan apa yang aku miliki saat ini, secara fikroh islam, aku termasuk orang yang fanatik terhadap ajaran islam. Secara materi aku punya harta yang cukup, ya walaupun sebenarnya itu adalah harta orang tuaku tapi fasilitas tersebut aku yang menikmati. Secara berfikir aku bisa bersaing walau aku orangnya pendiam.
Kata temanku aku orangnya pekerja, kalo bekerja aku serius tapi kalo disuruh ngonsep aku kurang bahan.
Kelebihanku dalam bidang administrasi. Aku lebih enjoy dengan komputer dan juga aku lebih enjoy dengan seni. Aku senang dengan musik, baik musik islami maupun bukan. Kalo masalah makan, aku paling suka makanan sejenis mie.

ini adek ku yang pertama. Biasa kami memanggilnya inning, tapi nama cantiknya adalah Mahmudah. Diantara empat saudara inning menpunyai postur tubuh yang tinggi dan agak gemuk.
Orangnya agak judes, ia suka bercerita tentang banyak cowok denganku, tapi ia tidak berani mengatakan yang mana satu cowoknya. Ia kelahiran 20 desember 1987. sekarang lagi kuliah di kebidanan politeknik Pontianak semester 5. dia punya kelebihan mudah bergaul dengan masnyarakat. Temannya banyak.
Menurutku ining orangnya cerdas dalam berpendapat dan bertindak. Walau dia keluar rumah tidak pakai jilbab tapi ia masih ratin sholat lima waktu.









adik bungsuku bernama Aswin, ia satu satunya saudara laki-laki aku. Lahir pada 14 Maret 1998. orangnya penurut dan jarang membantah. Ia juga termasuk cerdas dalam berpikir, tapi ia agak pemalu jika berinteraksi dengan dunia luar. Sekarang ia kelas empat SDN 9 Sungai Kelambu.
adikku yang satu ini punya perasaan yang lebih baik dibandingkan dengan teman sebayanya. ia adalah teman kami berdebat, yah... debat sambil gurau gitu deh.
saya berharap adik pria yang satu-satunya ini bisa menjadi pribadi sukses dan sholeh.
ia sangat pandai main kelereng, berenang, larinya kencang, makannya cepat. karna makan cepat ia sering dapat komentar.
saat ke pontianak, ia senang sekali jalan ke mal. kalo tidak ada aswin ikut bersama rasanya kebahagian tidak sempurna.

anak kecil ini adalah keponaan ku. kami sangat menyayanginya. ia adalah cucu pertama dan satu-satunya saat ini. namanya Alif Faturrozi, lahir pada 14 November 2007. comel bukan...? itulah yang membuat kami sangat merindukannya. Walau cengengnya minta ampun tapi bikin orang kangen dan pengen mengendongnya.


ia sangat suka main air, jika sedang mandi susah untuk dihentikan. mainannya banyak, ada mobil, alat-alat tukang menukang, bola, dan mainan anak lainnya.


selama setahun, tidak ada yang bisa bertahan lama menjaganya selain ibu dan neneknya. kalo udah nangis, sulit untuk di diamkan, ya nyerah deh jadinya. kadang ibunya sendiri bingung untuk mendiamkan tangisannya.


Ayahnya asli Sambas juga. sayangnya aku tidak bisa mengirim foto dia, karna emang aku tidak menyimpan gambarnya.


Cerpen "KADO TERINDAH"




Tia berubah, dua bulan belakangan ini aku meliat Tia tidak seperti biasanya. Ia yang sering kumpul saat habis sholat duhur di masjid kampus, kini langsung pulang kekontrakan barunya. Aku sudah jarang melihat ia aktif di sekretariat LDK. Terasa ada yang hilang dalam diirinya. Tidak seenerjik yang dulu, tidak seramah yang pernah kukenal. Nasehat-nasehatnya sudah jarang ku dengar. Dialah yang selalu mengingatkan kami untuk tegar dijalan dakwah ini.
Tia yang sangat anggun dengan jilbab lebarnya, yang penuh keibuan saat menyapa dan senyumnya yang lembut. Mengapa kini tia berbeda dengan apa yang diucapkannya. Dia bilang tidak ada pacaran dalam Islam kecuali setelah menikah tapi ku melihat ada gejala orang sedang pacaran dalam sikapnya. Pernah suatu ketika, aku melihat ia tertawa sendiri saat membaca sms, ia sering kali sms-an yang ndak jelas dengan siapa. Ketika ditanya ia hanya bilang sms dari teman. Ketika ke toko buku bacaannya juga sudah jauh berbeda, ketika dulu kami suka baca buku pergerakan, buku-buku materi keislaman dan novel kini bacaannya adalah buku keluarga dan mendidik anak. Aku mencurigai kelakuannya, sempat aku mengutarakan hal ini pada teman satu kelompokku, mereka hanya bilang jangan berburuk sangka mungkin saja dia lagi persiapan mau nikah.
Tia yang dulu kukenal sangat menjaga jarak dengan ikhwan, amal yauminya begitu bagus, tutur kata yang lembut, dan ia sering memberikan taujih-taujih yang sejuk dihati. Ia jarang berinteraksi dengan ikhwan kecuali jika ada perlu. Tapi kok sekarang ia sering ditelpon dan sms-an seperti seseorang yang sedang jatuh cinta. Aku takut, takut jika temanku yang satu ni sedang futur.
Sebelum ada kejelasan tentang dia aku berfikir untuk mengetahui kebenarannya. Daripada terjadi yang enggak-enggak terhadapnya. Untuk itu kuputuskan akan menginap dikontrakan Tia. Aku ingin mengetahui yang sebenarnya terjadi padanya. Tanpa tanda curiga Tia dengan senang hati mengizinkan aku bermalam di kontrakannya. Malampun berlalu aku tak melihat suatu yang janggal darinnya bahkan aku melihat ia sujud panjang dalam tahajudnya dan tilawah sampai azan subuh. Aku hanya mencurigai telpon seorang laki-laki disepertiga malam. Kulihat tampaknya laki-laki tersebut bertujuan membangunkan solat lail. Kudengar ia menelpon agak mesra dalam bahasa yang tidak kupahami sepenhnya. Jika diperkirakan, mereka berbicara sekitar 10 menit. Hal tersebut sengaja tidaj ku ungkapkan langsung sehingga aku mendapat data yang falid untuk mengatakan hal tersebut.
Hari berganti hari, tia tampak lebih tambah rajin kuliah, rajin membaca, mengikuti kajian keislaman apalagi jika materi yang disampaikan adalah materi tentang keluarga. Kami senang akan perubahan sikapnya tapi kami merasakan ada yang berbeda dengan perubahan drastis tersebut.
”Tia hari ini, rencana kami mau ke kafe serasan, ada diskusi politik oleh bang Yandi, kita ikutan ya?”. Kataku mengajak
”Afwan Ran, aku benar-benar ngak bisa. Hari ini aku ada janji ama teman”. Katanya sambil melihatkan wajah kecewa
”Ya udah, biar kami aja yang pergi” Jawab Yeni menyambung
Tia kini lebih aksyik berdiam di kontrakannya. Lagi-lagi teman jadi alasan. Siapa sih teman dikampungnya yang selalu sms dan telponan dengannya itu, padahal setahu aku tidak ada temannya yang lebih akrab selain kami. Apa tidak cukup perhatian Cici, Caca, Tika, Yeni, Tia dan aku yang biasa kami sebut dengan kumpulan Akhwat watasyiwa 2004.
***
Wajah Tia kelihatan lebih pucat, kami khawatir dengan keadaannya. Badannya tampak lemas, matanya sayu, tapi bila ditanya ia hanya bilang bahwa sehat-sehat saja. Hari-hari berikutnya bertambah parah wajahnya yang pucat disertai muntah-muntah, ia juga sering ke wc buang air kecil. Kami sangat menghawatirkan keadaannya. Dengan kekuatan persahabatan yang telah kami bangun sejak empat tahun yang lalu Tia berhasil kami bujuk untuk diantar kepuskesmas dengan biaya ditanggung oleh kami. Karena permintaan tersebut diutarakan bersama maka ia tak bisa membantah lagi. Kami pergi ke puskesmas bersama-sama.
Ibu dokter memeriksa Tia, Tia tampak bercakap-cakap dengan dokter. Kami tidak mendengar percakapan mereka. Setelah menanyakan ke dokter tentang penyakit Tia, ia hanya mengatakan Tia baik-baik saja dan ia harus banyak beristirahat dan makan makanan yang bergizi. Kami merasa tenang setelah Tia diperiksa oleh dokter. Dokter memberikan resep obat yang harus di beli oleh Tia. Kami berharap Tia akan segera sembuh setelah meminum obat tersebut.
”Gimana, saya baik-baik saja bukan? Ngak usah khawatir lagi ya ” kata Tia sambil tersenyum.
”Iya, walau kamu tidak napa-napa kamu harus ikut pesan dokter tadi, banyak istirahat, makan yang bergizi dan jangan lupa minum obatnya. Mulai besok kami akan bergiliran menemani kamu dirumah.”
”ee... kalian jangan repot-repot deh, aku bisa jaga diri kok”
”Tia, gimana kami ngak khawatir kamu yang sudah kami anggap saudara sendiri sedang sakit, kamu telah kami cintai seperti mencintai diri sendiri sudah tentu jika kamu sakit kami juga merasakan sakitnya.” kataku sambill memandangi kelima temanku.
”Terima kasih atas perhatian kawan-kawan, kalian adalah sahabat terbaik yang pernah ku kenal”. Jawab Tia dengan mata berbinar.
”Iya kita sesama saudara harus saling membantu, bukankah kita telah berjanji untuk saling menjaga dan mengingatkan” sambung Tika
Setelah pemeriksaan tersebut kami langsung mengantar Tia ke kontrakannya kecuali Cici dan Caca, mereka langsung mencari makanan untuk Tia. Ia harus membeli Susu, nasi, sayur, dan ikan goreng kesukaan tia agar ia berselera untuk makan
Tia makan dengan lahapnya, kami sangat senang melihatnya. Setelah itu kamipun pulang. Ketika hendak pulang kami melihat Tia ditelpon oleh seseorang, kami tidak terlalu paham dengan apa yang diucapkan karna ia menggunakan bahasa daerahnya, tapi yang jelas terdengar adalah ia menceritakan keadaannya yang lagi sakit dan baru pulang dari puskesmas.
”Tia, kami pamit dulu ya, assalamualaikum” kataku mengakhiri pertemuan
”Waalaikum salam, sampai ketemu besok dikampus?” Jawab Tia sambil tersenyum
“Iya“ jawab kami serempak
****
Siang hari ini terasa panas, walau panas hati kami terasa tenang karna Tia sehat. wajahnya tidak lagi pucat tapi ia masih muntah-muntah. Untuk menghindari biar Tia tidak kehabisan energi kami mengajaknya bersama-sama kekantin yang ada di pojok kampus. Kuperhatikan Tia tampaknya semangkin mual setelah mencium bau bakso yang ada di kantin Mas Kumis tersebut. Kulihat ia mengambil beberapa buah manisan mangga dan menyimpan dalam tasnya. Hanya satu bungkus yang dibuka dan dimakannya di tempat. Nia makan manisan mangga tersebut dengan lahapnya. Sempat aku terpikir Tia sepertinya sedang mengidam aja. Setahu aku orang yang lagi ngidam biasanya suka yang asam-asam, suka muntah, dan sering tidur. Ah... tak mungkin iakan akhwat baik-baik, lagi pun ia juga belum menikah. Pikirku dalam hati.
Tiba tiba HP Tia berbunyi tanda sms masuk. Dia membukanya dan segera membalasnya. Dan setelah itu kamipun melanjutkan makan siang tersebut dikantin.
” Rani, bisa ngak tolong antarin aku pulang setelah ini”
”Insya Allah Tia, apasih yang tidak untuk mu” jawab ku sambil tersenyum.
”Terima kasih” jawab Tia membalas senyumku.
Aku segera mengantar Tia pulang, dan teman-teman lainnya langsung menuju masjid untuk melakukan sholat Dzuhur berjamaah.
Jam sudah menunjukkan 15:30 ” tit-tit-tit’ bunyi sms masuk, segera ku buka
Ass. Ran, td aku melihat Tia di kafe pantai samudra indah. Ia bersama seorang cowok sedang makan siang. Coba cari tau kebenarannya, apakah ia bersama dengan saudaranya atau keluarganya. Siapa tau bukan diantara kedua-duanya.
Kubaca sms tersebut berulang kali. Aku merasa tak percaya Tia sedang berjalan dengan seorang cowok, padahal ia tidak punya saudara laki-laki maupun keluarga laki-laki yang sebaya dengannya. Tia semakin mencurigakanku.
Otakku dengan segera merespon sms tersebut dan secepatnya aku sms ke 5 temanku yang lain untuk kumpul dan kerumah Tia. Setelah berkumpul kami langsung menuju kerumah Tia. Ketika sampai di rumahnya, Tia kelihatan panik melihat kami. Kami dipersilakan masuk. Dan langsung menuju ruang tengah tempat ia biasa nyantai.
”Eh tumben kawan-kawan datang kesini tanpa kabar terlebih dahulu, tampaknya ada suatu yang penting”
”Benar Tia, ada yang ingin kami sampaikan dan kami tanyakan pada kamu, kamu jangan tersinggung ya”
”Oh iya, silakan aja. Untuk apa aku tersinggung, ya mungkin itu baik untukku”
”Begini Tia, belakangan ini kami melihat suatu yang beda pada dirimu. Kamu sudah jarang-kumpul-kumpul dengan kita lagi, kamu lebih asyik di rumah. Kalo ada kegiatan kampus kamu sering mengelak. kamu sudah tidak seperti yang dulu. Sebenarnya ada apa dengan mu?”
”Maaf”, Tia lari kedapur tampaknya ia muntah lagi. Sementara itu kami melihat ada buku tentang kehamilan dan keluarga sakinah diatas meja komputernya. Hal ini menambah firasatku pada Tia. argumen kami utk bertanya.
”Ndak napa-napa kok. Hanya saja aku pengen istirahat dulu dirumah” jawab Tia menyambung pembicaraan.
”Kami juga khawatir dengan penyakitmu, kamu sering muntah-muntah, makanmu suka yang asam-asam, kamu sering mengantuk dikelas, tampaknya dari ciri-cirinya seperti orang hamil aja, apalagi bacaanmu tentang keluarga melulu. Tuh buktinya”. Sambil kutunjukkan buku yang asa diatas meja komputer. Benar Tia kamu ngak apa-apa?
Muka Tia memerah, tampaknya ini mengena di hatinya.
Air mata Tia bercucuran, tampak diwajahnya orang yang bersalah. Kulihat ia sambil memegangi perutnya.
Tia apa yang terjadi denganmu. Apakah praduga kami benar adanya dan apa benar Tenti ada melihat kamu makan bersama cowok disebuah kafe berduaan. Siapa cowok tersebut Tia.
Ya, semuanya benar, aku memang sedang hamil, aku juga ada pergi ke kafe tersebut.
Semua menangis, kecuali aku, aku masih kesal dengan Tia yang menyembunyikan hal ini kepada kami.
Sekarang mana cowok tersebut.
Assalamualaikum .......
Terdengar suara laki-laki dari depan pintu. Semua mata terarah padanya.
Tampak sosok tubuh Atletis, tinggi dan berkulit putih serta tanpan sedang membawa makanan menghampiri kami. Kelihatannya ia laki-laki baik. Pantas untuk seorang Tia yang cantik dan pintar.
Ia mendekat dan berhenti kearah kami dan duduk disamping Tia.
Tia dia siapa?
Dia Suamiku. Ia datang untuk menjengukku.
Apa???
Suaaaami....
Semua memandang heran, semua terasa tak percaya, kenapa Tia tidak pernah menceritakan hal ini kepada kami. Padahal ia pernah berkata bahwa hanya kamilah teman terdekat dia.
”Tia, mengapa hal ini tidak kamu ceritakan dari awal, kami sangat khawatir padamu”. Kamu ingkar Tia.
”Bukannya aku ingkar tapi aku ingin memberikan suprise pada kalian. Aku sebenarnya sudah dikhitbah dua bulan yang lalu. Awalnya Rencana kami akan menikah tiga bulan setelah di khitbah, tapi mamaku berkehendak lain. Ia tidak mau berlama-lama sampai tiga bulan. Jadi seminggu setelah menghitbah kami langsung diakad nikahkan langsung diadakan. Hanya saja kami belum mengadakan walimah karena belum ada waktu yang pas. Rencananyasih walimahnya 2 minggu ke depan setelah wisudaku nanti.
Sebenarnya aku ingin membuat kejutan dihari wisudaku nanti. Ya dengan memperkenalkan suami rahasiaku selama ini sekaligus memberikan undangan walimahnya.
”Jadi selama ini siapa yang tau akan hal ini”.
Hanya Murobbi dan ketua LDK yang tahu, karena kemaren aku terpaksa memberitahukan hal ini padanya. Sekaligus kiadah kita sepantasnya ane beritahukan.
Maafkan aku sahabat karena merahasiakan hal ini pada kalian. Sebenarnya hal ini sudah saya rencanakan jauh hari sebelum pernikahan. Kehamilan ini merupakan kado terindah untukku.
Mohon doanya ya ukhti, moga pernikahan kami berkah.
Barokallah ya ukhti atas pernikahannya. Kataku mendoakan. Semuanya kembali tersenyum bahagia.





Salam Jihat untuk Akhwat Watasiwa '04, ana uhubbuki fillah ya Ukhti........

Antum Sahabat dunia akhirat ane

Sahabatku




Sahabatku, saat ini aku sangat sedih. aku tau kalian sangat ingin membantu aku tapi ku tau akan kemampuanku. aku tak mungkin bisa berfikir jernih saat ini. aku sangat bingung. aku tidak bisa memutuskan apa yang harus aku lakukan. biarkan aku sendiri untuk beristirahat sejenak. biarkan kesendirian, saat ini aku tidak ingin diganggu. saku ingin cepat bebas dari semua ini. aku bosan. biarlah waktu yang akan menjawab semua ini, terima kasih atas bantuan kawan-kawan. aku mencintai kalian lebih dari diriku sendiri.


doakan aku. aku sangat mengharapkan doa kalian.


apapun keputusan aku nanti, semoga itu terbaik untuk ane dan untuk kita semua.


perjuangan ku hampir berakhir, dan aku akan berjuang dengan tantangan yang baru.


empat tahun bukanlah waktu yang pendek, tapi empat tahun terasa begitu singkat terasa.


sahabatku, pilihan ini adalah pilihan yang berat bagi aku. memang kalian lebih mengenalnya dari pada aku, tapi aku

yang merasakan betapa beratnya tuk memutuskan.

Minggu, 18 Januari 2009

BIODATA DIRI


Nama Lengkap : Dearti
Nama Panggilan : K’ De/Dedek/Dea
Tetala : Sungai Kelambu, 25 Oktober 1985
Pekerjaan Sementara : Asisten Dosen
Hobi : Membaca dan Menulis
Status : Anak ke 2 dari 4 Bersaudara.
Alamat : Desa Sungai Kelambu, Rt 07/ Rw 03,No. 234. Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas
Makanan Faforit : Bakso, mi goreng, mi rebus etc yang sejenis mie
Minuman Faforit : Tea es
Golongan Darah : A
Tinggi Badan : 152 cm
Berat Badan : 48 Kg
Email : dea_sambas@yahoo.com
Frienster : dea_sambas@yahoo.com
Blog/Http : deawatasiwa.blogspot.com
HP : 085245107885
Riwayat Pendidikan :
1. SDN 9 Sungai Kelambu Tahun 1998
2. SLTP N 3 Tebas Tahun 2001
3. SMU N 1 Tebas Tahun 2004
4. STAIN Pontianak Tahun 2008
Pengalaman Organisasi : LDK Matimsya STAIN Pontianak, KAMMI Komsat STAIN, PK Sejahtera
Nama Saudara : Muliati, Mahmudah, Aswin


0rang Tua
Ayah
Nama : Hairani
Pekerjaan : Petani
Umur : 53 Tahun
Alamat : Desa Sungai Kelambu, Dusun Parit, Rt 07/ Rw 03,No. 234. Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas

Pendidikan Terakhir : SMP
Ibu
Nama : Jaurah
Pekerjaan : Petani
Umur : 46 Tahun
Alamat : Desa Sungai Kelambu, Rt 07/ Rw 03,No. 234. Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas